Pada tanggal 2 Februari 2017, layanan transportasi on demand Grab mengumumkan komitmen mereka untuk berinvestasi sebesar US$700 juta (sekitar Rp9,3 triliun) di tanah air, dalam jangka waktu empat tahun. Jumlah ini hampir setara besarnya dengan pendanaan yang mereka terima dari Softbank pada bulan September 2016 yang lalu.
Grab sendiri kembali menekankan kalau Indonesia merupakan pasar terbesar mereka. Sepanjang tahun 2016 kemarin, Grab menyatakan kalau ada peningkatan jumlah pesanan untuk layanan GrabCar dan GrabBike di tanah air sebesar enam ratus persen. Mereka pun mengklaim telah memberikan pendapatan senilai lebih dari US$260 juta (sekitar Rp3,5 triliun) kepada para mitra pengemudi di tahun 2016.
Berikut ini adalah hal-hal yang akan dilakukan Grab dengan dana investasi khusus untuk Indonesia tersebut.
Membangun pusat pengembangan teknologi di Jakarta
Hal pertama yang akan dilakukan oleh Grab dengan dana tersebut adalah membangun pusat pengembangan teknologi (R&D Center) di kota Jakarta. Untuk itu, mereka pun berencana merekrut sekitar 150 developer dalam waktu dua tahun ke depan.
Proses perekrutan tersebut akan mereka lakukan dengan menggandeng beberapa perguruan tinggi di tanah air. Pusat pengembangan teknologi yang akan mulai dibangun di tahun 2017 tersebut akan menjadi yang keempat di dunia. Sebelumnya, Grab telah membuat pusat pengembangan serupa di Singapura, Beijing, dan Seattle.
Langkah serupa baru-baru ini pun dilakukan oleh produsen smartphone Apple, yang menginvestasikan sekitar Rp600 miliar untuk membangun pusat pengembangan teknologi di tanah air, demi memenuhi aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
Dana Rp1,3 triliun untuk berinvestasi pada startup tanah air
Selain membuat sebuah pusat pengembangan, Grab pun berusaha membantu pengembangan talenta di tanah air dengan cara memberikan investasi kepada para startup. Mereka menyatakan akan memberikan dana sebesar US$100 juta (sekitar Rp1,3 triliun) untuk para startup tanah air.
Tentu tidak semua jenis startup bisa mendapat pendanaan dari Grab. Perusahaan yang dipimpin oleh Anthony Tan tersebut menyatakan kalau mereka akan fokus ke perusahaan teknologi yang bisa menghadirkan solusi untuk masalah inklusi keuangan, serta bisa membantu masyarakat di luar kota besar.
Kembangkan layanan pembayaran dan pemberian pinjaman secara online
Hal terakhir yang akan dilakukan Grab dengan dana investasi lebih dari Rp9 triliun tersebut adalah mengembangkan lebih lanjut layanan finansial mereka. Layanan yang dimaksud adalah fitur pembayaran non tunai lewat aplikasi Grab, serta fitur pinjaman untuk para mitra pengemudi.
Untuk mengembangkan layanan tersebut, Grab akan bekerja sama dengan mitra mereka di tanah air, yaitu Lippo Group dan Nobu Bank. Sebagai informasi, di tahun 2016 yang lalu Grab telah meluncurkan fitur pembayaran non tunai dengan GrabPay Credits dan Mandiri E-Cash.
Grab juga telah menjalin kerja sama dengan Tokyo Century untuk menghadirkan layanan sewa mobil bagi para mitra pengemudi. Di tahun 2017 ini, mereka juga berniat untuk membuat layanan pinjaman yang bisa dimanfaatkan pengemudi mereka untuk membeli kendaraan bermotor atau barang lain.
Sumber: Tech in Asia