November 22, 2024

Alipay merupakan layanan pembayaran yang paling banyak digunakan di Cina. Hingga akhir tahun 2014 silam, layanan yang berafiliasi dengan Alibaba tersebut menguasai delapan puluh persen pasar transaksi online di negara tirai bambu dalam hal nominal transaksi.

Namun keperkasaan mereka kini mulai tergerus. Perusahaan peneliti Analysys melaporkan bahwa Alipay kini hanya menguasai 54,7 persen pasar pada kuartal akhir tahun 2016. Di bawah mereka, ada layanan yang kian menunjukkan perkembangan pesat dan menguasai 37 persen pasar transaksi online di Cina, yaitu WeChat Pay.

Berbeda dengan Alipay yang berafiliasi dengan Alibaba, WeChat tidak mempunyai platform e-commerce yang bisa mendukung pertumbuhan layanan pembayaran mereka. Karena itu, WeChat pun berusaha memanfaatkan interaksi sosial para pengguna di aplikasi chat mereka, seperti dengan membuat fitur pemberian angpao secara online.

Tanpa diduga, fitur tersebut ternyata meraih kesuksesan besar saat momen Tahun Baru Cina, hingga memaksa Alipay untuk kemudian menghadirkan layanan yang sama. Sejak saat itu, WeChat pun berkembang sangat cepat dengan kehadiran berbagai hal baru, mulai dari fitur pemesanan transportasi online, pembayaran tagihan, hingga pembelian tiket perjalanan. Masyarakat di Cina kini bahkan bisa menggunakan WeChat Pay untuk melakukan transaksi di toko offline.

Pertanyaannya, aplikasi apa yang nantinya bisa turut memanfaatkan interaksi sosial pengguna untuk mendorong pertumbuhan layanan pembayaran, dan meniru kesuksesan WeChat di Indonesia? Berikut ini adalah beberapa kandidatnya yang disusun berdasarkan urutan alfabet.

1. BBM/Alipay

BlackBerry Messenger 1 | Ilustrasi

Pada pertengahan tahun 2016 yang lalu, perusahaan media tanah air Emtek resmi mendapatkan lisensi pengembangan aplikasi chat BBM, yang sebelumnya dimiliki produsen smartphone BlackBerry. Sejak saat itu, Emtek pun terus menambah berbagai fitur baru, dan telah jauh berbeda dengan aplikasi chat lain di tanah air.

Jika membuka aplikasi BBM saat ini, kamu akan menemukan fitur Video, News, pembelian pulsa telepon, fitur belanja online bernama BBM Shopping, hingga fitur pemesanan tiket perjalanan BBM Travel. Baru-baru ini, mereka pun telah menyediakan API untuk pengembangan chat bot. Kehadiran berbagai fitur tersebut, ditambah dengan 63 juta pengguna aktif bulanan yang mereka miliki di tanah air, seperti menguatkan potensi BBM untuk mengikuti kesuksesan WeChat.

BBM sendiri tampak tidak malu-malu dalam mengungkapkan kekaguman mereka terhadap aplikasi chat milik Tencent tersebut. Sang CEO, Matthew Talbot, menyatakan kepada Tech in Asia Indonesia dalam sebuah wawancara kalau mereka memang berniat untuk menjadi seperti WeChat di Cina.

Menariknya, untuk mendukung semua fitur yang dimiliki BBM, Emtek justru menggandeng Alipay, yang notabene merupakan pesaing WeChat di negara asalnya. Pada tanggal 12 April 2017 yang lalu, Emtek telah mengumumkan kerja sama dengan pemilik Alipay, yaitu Ant Financial, dan siap mengintegrasikan layanan pembayaran tersebut ke dalam BBM dalam waktu dekat

2. GO-JEK/GO-PAY

GO-PAY Transfer | Screenshot

Sejak meluncurkan aplikasi mobile di awal tahun 2015, layanan on demand GO-JEK telah mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia secara drastis. Mereka mengubah cara memesan kendaraan dengan layanan GO-RIDE dan GO-CAR, mengubah cara pemesanan makanan dengan layanan GO-FOOD, serta mengubah cara orang mengirim barang dengan layanan GO-SEND dan GO-BOX.

Hal serupa mereka lakukan dengan layanan lain, mulai dari GO-CLEAN, GO-GLAM, GO-MASSAGE, GO-TIX, hingga GO-AUTO. Saat ini mereka telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia, terutama di kota besar seperti Jakarta.

Untuk mendukung layanan-layanan tersebut, GO-JEK sadar kalau mereka butuh sebuah layanan pembayaran nontunai yang baik. Berbeda dengan BBM yang menggandeng pihak lain, GO-JEK lebih memilih untuk membuat layanan tersebut sendiri.

Sekitar setahun yang lalu, mereka mengubah nama dan bentuk dari layanan pembayaran nontunai mereka sebelumnya, GO-JEK Credit, menjadi GO-PAY. Mereka pun telah mengakuisisi sebuah perusahaan pemilik lisensi e-money bernama PonselPay demi mendukung operasional GO-PAY.

Dan hasilnya, saat ini mayoritas pengguna GO-JEK telah menggunakan layanan pembayaran tersebut. GO-PAY pun tidak hanya bisa digunakan untuk membayar transaksi di dalam aplikasi GO-JEK, namun juga telah menyediakan fitur transfer saldo dan penarikan tunai seperti layanan e-money lainnya.

3. Grab/GrabPay

GrabPay | Ilustrasi

Seperti GO-JEK yang mengembangkan layanan pembayaran nontunai GO-PAY, pesaing mereka Grab pun turut membuat layanan serupa yang bernama GrabPay. Diawali dengan menghadirkan fitur pembayaran lewat kartu kredit, GrabPay kini telah memungkinkan kamu untuk mengisi saldo (GrabPay Credits), yang nantinya bisa digunakan untuk membayar transaksi di aplikasi Grab.

Untuk mendukung perkembangan layanan pembayaran tersebut, Grab bahkan telah mengakuisisi sebuah startup tanah air yang bergerak di bisnis e-commerce online to offline (O2O), yaitu Kudo. Selain itu, Grab juga telah menunjuk Jason Thompson, mantan Managing Director dari perusahaan pembayaran Euronet, untuk memimpin GrabPay.

Grab sendiri seperti terus memperkaya layanan yang mereka sediakan, seperti dengan menghadirkan layanan carpooling GrabShare dan layanan berbagi tumpangan GrabHitch (Nebeng).

4. LINE/Mandiri E-Cash

Line Pay | Screenshot

Serupa dengan BBM, LINE pun terus menambah fitur baru dalam beberapa bulan terakhir. Diawali dengan agregator berita LINE Today, layanan belanja online LINE Shopping, daftar lowongan pekerjaan LINE Jobs, hingga layanan belajar online LINE Academy.

Dan untuk memudahkan pengguna dalam memakai berbagai layanan tersebut, LINE pun telah menghadirkan sistem pembayaran nontunai LINE Pay. Pada akhir Oktober 2016, mereka menjalin kerja sama dengan Bank Mandiri, dan mengintegrasikan layanan LINE Pay tersebut dengan uang elektronik Mandiri E-Cash.

Dengan jumlah pengguna aktif yang mencapai 72 juta orang di tanah air, sepertinya cukup layak untuk memperhitungkan LINE sebagai calon “titisan” WeChat di tanah air.

5. WeChat

Wechat | Screenshot

Siapa lagi yang bisa meniru strategi WeChat untuk meraih kesuksesan, selain WeChat itu sendiri. Sayangnya, aplikasi chat ini seperti hanya “jago kandang”, dan cenderung gagal memanfaatkan kekayaan fitur mereka dalam menggaet banyak pengguna di luar Cina.

Bukan mustahil kalau WeChat akan hadir dengan berbagai hal baru, termasuk mengimplementasikan layanan pembayaran WeChat Pay di tanah air. Namun sejauh ini, kemungkinan tersebut sepertinya sangat kecil.

Selain nama-nama di atas, masih ada Doku yang kian memperkaya layanan mereka dengan berbagai fitur, mulai dari layanan pembelian pulsa telepon, pembelian tagihan, hingga transfer saldo. Aplikasi chat populer Facebook Messenger dan WhatsApp pun sudah mulai melakukan uji coba layanan pembayaran dan transfer uang di dalam platform mereka, meski sejauh ini masih belum bisa digunakan oleh msyarakat Indonesia.
Sumber: Tech in Asia

About Author