April 30, 2024

Cuaca buruk yang disebabkan aktifitas awan Cumulonimbus, tanggal 21 Februari 2017 kemarin menyebabkan banjir di beberapa wilayah Jakarta dan sekitarnya. Sesuai prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan tinggi yang berlangsung selama berjam-jam menyebabkan genangan air di sejumlah ruas kota Jakarta. Akibatnya aktivitas warga pun mulai terganggu dan tak sedikit di antara mereka yang menggunakan layanan Qlue untuk melaporkan kondisi banjir di sekitar mereka.

Situasi tersebut memicu naiknya laporan banjir yang masuk melalui aplikasi Qlue. Menurut informasi yang diterima Tech in Asia Indonesia, Qlue mengalami lonjakan laporan banjir yang signifikan dalam rentang waktu 24 jam, yakni lebih dari enam ratus laporan terhitung mulai tanggal 20 hingga 21 Februari 2017.

Qlue My City | Screenshot

Tampak laporan banjir di Qlue

Jika dijumlahkan dengan laporan banjir selama tiga bulan terakhir, lonjakan tersebut menyumbang 43 persen dari total laporan sebelumnya, sehingga apabila dijumlahkan saat ini telah masuk lebih dari 1.500 laporan selama periode 1 Desember 2016-21 Februari 2017. Jumlah tersebut melonjak tiga kali lipat jika dibandingkan total laporan banjir di bulan-bulan sebelumnya.

“Laporan banjir hari ini cukup menarik perhatian kami, jumlahnya memang lumayan melonjak dibandingkan jumlah laporan harian biasanya,” ujar Elita Yunanda selaku Marketing Manager Qlue Indonesia.

Qlue Banjir | Screenshot

Selain menunjukkan data seputar keluhan banjir, Qlue juga memperlihatkan jumlah laporan pohon tumbang yang disebabkan curah hujan tinggi di wilayah Jakarta. Sepanjang kurun waktu 20 hingga 21 Februari 2017, Qlue telah menerima 31 laporan di mana 6,4 persen laporan tersebut telah diselesaikan dan sisanya masih dalam proses menunggu respons instansi terkait.

“Dengan data ini kami harap semua pihak semakin waspada dengan cuaca dan keadaan lingkungan di Jakarta. Warga mungkin bisa lebih dini melaporkan potensi banjir dan bencana lainnya, sehingga Qlue bisa dimanfaatkan sebagai aplikasi yang sifatnya preventif,” ungkap Elita.

Fakta di atas menunjukkan bahwa Qlue masih tetap dimanfaatkan warga Jakarta untuk melapor situasi yang terjadi di sekitar mereka sehari-hari. Terlepas dari dicabutnya wajib lapor RT dan RW menggunakan Qlue di bulan Januari kemarin, setidaknya peran aplikasi ini masih diperlukan warga Jakarta yang membutuhkan.

Sumber: Tech in Asia

About Author