November 22, 2024

Ketika meluncur pada bulan Agustus 2015 silam, layanan pemesanan jasa Seekmi hadir sebagai marketplace yang bisa menghubungkan kamu dengan penyedia berbagai jasa. Mereka akan memberikan beberapa pilihan vendor yang kemudian bisa kamu pilih untuk menyelesaikan pekerjaan seperti mengasuh anak, memperbaiki rumah, hingga desain interior.

Namun sejak bulan September 2016 yang lalu, Seekmi mulai mengubah model bisnis menjadi sebuah platform on demand. Kini kamu tidak perlu lagi menghabiskan waktu untuk memilih vendor, cukup memilih jasa yang kamu inginkan, menentukan waktu serta tempat pengerjaan, dan Seekmi akan menentukan secara otomatis vendor yang tepat untuk kamu.

Seiring dengan perubahan tersebut, Seekmi terpaksa menghilangkan hampir seluruh pilihan jasa yang tersedia di situs mereka. Mereka kini hanya melayani tiga jenis layanan, yaitu pembersihan rumah dan kantor, reparasi dan perawatan AC, serta jasa laundry. Kamu bisa memesan layanan tersebut lewat web maupun aplikasi mobile yang tersedia.

Sejauh ini, keputusan tersebut dirasa cukup tepat. Seekmi mengklaim kalau mereka kini merupakan layanan dengan jumlah vendor terbanyak di bidang jasa rumahan, dan memberi pekerjaan yang juga tidak kalah banyaknya kepada para vendor tersebut.

“Hal tersebut kami simpulkan dari hasil diskusi dengan para vendor, serta asosiasi dan komunitas terkait,” ujar Clarissa Leung, CEO Seekmi, kepada Tech in Asia Indonesia.

Clarissa menyatakan kalau mereka telah mempunyai hampir seribu vendor perseorangan. Seekmi sebenarnya juga menggandeng vendor berbentuk perusahaan, namun Clarissa enggan untuk menyebutkan berapa jumlah mereka untuk saat ini.

Alasan di balik perubahan model bisnis

Seekmi | Screenshot

Menurut Clarissa, model bisnis marketplace yang mereka jalankan sebelumnya sebenarnya tidak sepenuhnya buruk. Saat itu, para pengguna punya keleluasaan untuk memilih vendor yang paling tepat untuk mereka.

“Namun terkadang proses tersebut bisa menjadi sangat lama, atau bahkan tidak bisa memberikan apa yang sebenarnya diinginkan oleh para pengguna. Tidak adanya patokan harga yang jelas pun membuat pengguna tidak tahu apakah mereka membayar harga yang pantas untuk sebuah layanan.”

Itulah mengapa Clarissa akhirnya memutuskan untuk mengubah model bisnis Seekmi. Untuk menjaga kepuasan pengguna, Seekmi pun hanya akan memberikan vendor-vendor terbaik yang telah mempunyai sertifikat ISO dan menjalani pelatihan selama sekitar tiga minggu. Dengan begitu, siapapun vendor yang datang, para pengguna akan merasakan kepuasan yang sama.

“Saya tidak mengatakan kalau kami tidak akan kembali menjalankan model bisnis marketplace. Namun untuk saat ini, kami hanya ingin memberikan kemudahan bagi para pengguna,” tutur Clarissa.

Sedangkan ketika memilih tiga jenis layanan jasa yang kini mereka layani dengan model bisnis on demand, Clarissa mengaku pihaknya telah mempertimbangkan beberapa aspek, mulai dari jumlah permintaan pengguna, jumlah vendor yang mereka miliki, hingga kemampuan Seekmi dalam mengatur para vendor tersebut.

Siap perluas jangkauan dan hadirkan layanan on demand untuk jasa-jasa lain

Seekmi Pembersih Rumah

Saat ini Seekmi telah mempunyai sekitar tiga puluh orang karyawan, dengan sepertiga di antaranya merupakan developer, dan sepertiga lainnya bekerja di bidang operasional. Clarissa mengakui kalau awalnya ia merasa cukup kesulitan dalam merekrut developer. Namun saat ini ia telah cukup terbantu dengan beberapa referensi developer potensial yang ia terima.

Demi menarik banyak pengguna, Seekmi pun memanfaatkan berbagai platform pemasaran digital, hingga mengadakan event offline. “Kami pun berusaha menjalin kemitraan dengan beberapa perusahaan, agar bisa menjadi penyedia jasa yang rutin untuk mereka,” ujar Clarissa.

Ke depannya, Seekmi berniat untuk menambah jumlah layanan on demand yang bisa mereka layani, serta memperluas jangkauan layanan mereka ke kota lain selain Jakarta dan sekitarnya.

Seekmi sendiri telah mendapat pendanaan Seri A senilai tujuh digit (lebih dari Rp13 miliar) yang dipimpin oleh CyberAgent Ventures pada akhir Mei 2016 silam, dan merupakan salah satu startup yang terpilih untuk mengikuti program akselerator Google Launchpad.

Di Indonesia sendiri saat ini telah ada beberapa layanan pemesanan jasa secara online, seperti Sejasa, BeresAhliJasa, hingga Jasaku. Sebagian dari mereka ada yang masih menggunakan model bisnis marketplace, dan sebagian yang lain beroperasi sebagai platform on demand seperti Seekmi.

Menanggapi kehadiran banyak pesaing tersebut, Clarissa mengaku kalau ia justru senang. “Pertama, hal itu membuktikan kalau kami telah memilih bisnis yang benar. Kedua, kompetisi tersebut juga mendorong kami agar tidak terlena, dan terus melakukan perubahan yang bisa membantu para konsumen,” pungkas Clarissa.

Sumber: Tech in Asia

About Author