Pada tanggal 3 April 2017, layanan transportasi online Grab akhirnya resmi mengumumkan kalau mereka telah mengakuisisi startup tanah air, Kudo. Kedua belah pihak tidak menyatakan secara rinci nilai dari akuisisi yang disebut-sebut bisa mendorong perkembangan layanan pembayaran milik Grab tersebut.
Kabar tentang akuisisi ini sebenarnya sudah terdengar sejak bulan Februari 2017 yang lalu. Saat itu, Reuters menyebutkan kalau akuisisi tersebut bernilai lebih lebih dari US$100 juta (sekitar Rp1,3 triliun). Namun TechCrunch menyatakan kalau nilai sesungguhnya dari akuisisi ini jauh di bawah angka tersebut.
Kudo sendiri merupakan sebuah layanan yang berusaha menjembatani masyarakat yang tidak memiliki kartu kredit, rekening bank, atau bahkan kesulitan mendapat akses internet, untuk bisa berbelanja online. Mereka kini telah mempunyai sekitar 400.000 agen yang bisa membantu para pengguna membeli barang di platform mereka.
Startup tersebut didirikan oleh Albert Lucius dan Agung Nugroho pada tahun 2014. Hingga saat ini, mereka telah mendapat investasi dari Emtek Group, East Ventures, 500 Startups, GREE Ventures, Singapore Press Holdings, IMJ Investment Partners, dan Skystar Capital.
“Tim Kudo akan bergabung dengan Grab, dan platform Kudo akan diintegrasikan dengan ekosistem pembayaran Grab yang ada saat ini. Grab akan mendukung dan mempercepat ekspansi agen Kudo di seluruh Indonesia. Grab pun akan memanfaatkan Kudo demi bisa menggaet lebih banyak pengemudi, pengguna, serta para pengguna GrabPay untuk bergabung di platform Grab,” demikian bunyi pernyataan resmi Grab terkait akuisisi ini.
GrabPay sendiri merupakan layanan pembayaran yang telah dikembangkan oleh Grab sejak bulan Juli 2016. Saat ini, Grab telah mengizinkan para penggunanya untuk mengisi saldo (GrabPay Credits), serupa dengan yang bisa dilakukan dengan layanan pembayaran non tunai milik GO-JEK, yaitu GO-PAY. Untuk memimpin pengembangan GrabPay, Grab telah memilih Jason Thompson, mantan Managing Director dari perusahaan pembayaran Euronet.
Grab juga baru saja mengumumkan komitmen investasi sebesar US$700 juta (sekitar Rp9,3 triliun) di tanah air. Dana tersebut rencananya akan mereka gunakan untuk membangun platform pembayaran GrabPay serta sebuah pusat riset dan pengembangan di Indonesia.
Sumber: Tech in Asia