November 24, 2024

Startup pendidikan Ruangguru mengumumkan bahwa platform ruangbelajar miliknya telah dilengkapi dengan konten pendidikan untuk kelas 1 sekolah dasar (SD) hingga kelas 12 sekolah menengah atas (SMA). Konten pendidikan yang lengkap untuk menunjang program wajib belajar dua belas tahun ini tersedia setelah platform ruangbelajar diluncurkan empat bulan lalu pada September 2017 silam.

Di samping konten pendidikan, ruangbelajar juga dilengkapi dengan rubrik Ruangguru Inspire. Rubrik khusus tersebut merupakan serial video inspiratif untuk membantu siswa membangun konsep diri, sehingga lebih terencana dalam membuat strategi belajar masing-masing di masa depan.

Ruangbelajar | Screenshot

Layanan motivasi belajar ini mulai tersedia bagi pelajar dari jenjang kelas 4 SD. Pengisi Ruangguru Inspire adalah sang Brand Ambassador Iqbaal Ramadhan bersama kedua founder Ruangguru, Belva Devara dan Iman Usman.

“Dengan metode belajar visual yang interaktif, diharapkan bisa membangkitkan semangat anak-anak untuk belajar lebih giat, semudah ketika hendak bermain game,” ujar Belva Devara selaku CEO Ruangguru.

Pendekatan berbeda dari tiap penyedia layanan

Kehadiran layanan ruangbelajar oleh Ruangguru menambah pilihan metode pembelajaran online yang disediakan oleh startup pendidikan lokal. Selain Ruangguru, startup pendidikan lainnya yang menawarkan layanan sejenis antara lain, KelaseZenius, dan Quipper, masing-masing dengan pengemasan model belajar yang berbeda-beda.

Semakin bervariasinya produk bimbingan belajar online di Indonesia membuktikan bahwa bisnis e-learning negara ini memperlihatkan potensi yang menarik untuk digali secara lebih mendalam.

Peluang bisnis e-learning terbuka lebar

Sebelumnya pada Agustus 2017, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mendorong para pendiri startup untuk fokus ke bidang pendidikan dan kesehatan karena alokasi APBN yang mengalir di kedua bidang tersebut sangat besar.

Menurut laporan seputar perkembangan e-learning terbaru yang dirilis oleh Docebo, kawasan Asia merupakan pasar bisnis e-learning yang paling dinamis di antara sekian benua lainnya. Pendapatan pembelajaran secara mobile di kawasan ini sebelumnya diperkirakan meraih US$4,5 miliar (sekitar Rp55 triliun) pada tahun 2014, dan akan mengalami peningkatan hingga mencapai US$7,7 miliar (sekitar Rp104 triliun) pada tahun 2019.

Sumber: Tech in Asia

About Author