November 22, 2024

Sekitar tahun 2014, muncul sebuah startup bernama OYO Rooms yang berusaha menjadi agregator dari hotel-hotel murah di India. Mengawali bisnis di Gurgaon, OYO Rooms langsung bisa berekspansi ke sepuluh kota di enam bulan pertamanya. Hingga saat ini, mereka telah beberapa kali menerima pendanaan dari para investor terkenal, mulai dari Greenoaks Capital, Sequoia, hingga Softbank. Total nominal investasi yang mereka umumkan bahkan telah mencapai angka US$187 juta (sekitar Rp2,5 triliun).

Seperti ingin mengikuti kesuksesan OYO Rooms, sejak tahun 2015 yang lalu mulai muncul beberapa startup yang juga berusaha menghubungkan pengguna mereka dengan hotel-hotel murah di tanah air. Uniknya, mayoritas startup tersebut didirikan oleh founder asal India, negara asal OYO Rooms.

Berikut ini adalah beberapa layanan agregator hotel murah yang bisa kamu gunakan di Indonesia.

1. Nida Rooms

nida-rooms-capture-720x394

Nida Rooms merupakan startup yang didirikan oleh Kanesh Avili sejak bulan September 2015. Kanesh sendiri merupakan seorang yang berpengalaman di bisnis penerbangan, dan pernah bekerja di Air Asia, Tiger Airlines, Spice Jet, serta Garuda Indonesia.

Menurut Kanesh, ia mendapat ide untuk mendirikan layanan agregator hotel murah setelah mengetahui kalau rata-rata kamar hotel yang terisi sepanjang tahun hanya sekitar enam puluh persen dari seluruh kamar yang tersedia. Saat ini, Nida Rooms telah beroperasi di Indonesia, Thailand, Filipina, dan Malaysia, serta telah bekerja sama dengan sekitar empat ribu hotel.

Pada bulan Desember 2015 yang lalu, mereka berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal (seed funding) sebesar US$1,5 juta (sekitar Rp20 miliar). Setelah itu, mereka pun kembali mendapatkan investasi Pra Seri A sebesar US$4,2 juta (sekitar Rp56,7 miliar) pada bulan April 2016.

2. Tinggal

Image result for tinggal com

Tinggal merupakan startup agregator hotel murah yang didirikan oleh Arjun Chopra pada bulan Februari 2016. Sejak berdiri, Tinggal telah mempunyai hubungan yang dekat dengan startup serupa asal India, Wudstay. Mereka bahkan mengawali bisnis dengan bantuan pengetahuan dalam bidang teknis dan operasional dari Wudstay.

Prafulla Mathur yang merupakan founder dari Wudstay sendiri merupakan investor yang memimpin pendanaan awal sebesar US$1 juta (sekitar Rp13 miliar) untuk Tinggal. Mangrove Capital Partners, Simile Ventures, dan co-founder Nimbuzz Vikas Saxena juga turut berpartisipasi dalam investasi ini.

Saat ini, Tinggal telah beroperasi di Jakarta, Bali, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, dan Malang. Mereka juga telah bekerja sama dengan ratusan hotel yang semuanya menyediakan fasilitas sarapan dan wifi gratis.

3. Zenrooms

zen-rooms

Demi memasuki bisnis booking hotel murah di Asia Tenggara, Rocket Internet pun meluncurkan Zenrooms pada bulan November 2015 silam. Berencana untuk langsung beroperasi di tiga negara, Zenrooms ternyata hanya bisa hadir di Indonesia pada awal kemunculannya.

Pada bulan Maret 2016, barulah mereka berhasil melakukan ekspansi ke Singapura, Thailand, Filipina, dan Srilanka. Di Indonesia sendiri, Zenrooms telah beroperasi di Jakarta, Bali, Bandung, Yogyakarta, Bogor, Surabaya, Batam, Lombok, Makassar, dan Malang.

Zenrooms menjanjikan seluruh kamar yang tergabung dengan platform mereka bisa menyediakan kamar yang bersih, jaringan internet nirkabel, AC, serta kamar mandi di dalam ruangan.

4. Airy Rooms

airy

Meski baru berdiri sejak tahun 2015, Airy Rooms kini telah berhasil menghadirkan lebih dari lima ribu kamar hotel di dalam platform mereka. Hotel-hotel tersebut tersebar di 33 kota di Indonesia. Layanan mereka hanya belum bisa menjangkau daerah Maluku dan Papua.

Airy Rooms mengklaim kalau setiap kamar yang mereka sediakan mempunyai tujuh layanan standar, yaitu akses internet gratis, TV layar datar, air hangat, AC, tempat tidur yang bersih dan nyaman, serta perlengkapan mandi dan air mineral gratis.

5. Reddoorz

red-doors

Pengalamannya membuat sistem booking online untuk para pemilik hotel membuat Amit Saberwal sadar kalau ada peluang dalam bisnis hotel murah. Itulah yang mendorong Amit untuk kemudian mendirikan Reddoorz pada bulan Juli 2015.

Pada tanggal 30 September 2015 yang lalu, mereka pun berhasil mendapatkan pendanaan Pra Seri A dengan nominal yang tidak disebutkan dari Jungle Ventures. Investasi ini pun dilengkapi dengan pendanaan Pra Seri A lain yang mereka terima pada tanggal 20 Januari 2016. Kali ini, dana segar tersebut mereka dapatkan dari 500 Startups.

Di tanah air, Reddoorz telah menyediakan berbagai kamar hotel di kota Jakarta, Bali, Bandung, dan Surabaya.

6. Zuzu Hotels

zuzu

Zuzu Hotels adalah startup yang dibuat oleh dua orang mantan karyawan Expedia, yaitu Dan Lynn dan Vikram Malhi. Keduanya memanfaatkan pengalaman mereka bekerja di situs booking hotel dan tiket pesawat tersebut untuk membangun Zuzu Hotels di tiga negara, yaitu Taiwan, India, dan Indonesia.

Zuzu Hotels mengklaim kalau mereka bisa meningkatkan pendapatan para pemilik hotel yang bekerja sama dengan mereka sebesar tiga puluh hingga lima puluh persen. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh hotel rekanan mereka adalah kamar yang bersih dan aman, adanya wifi, serta harga yang terjangkau.

Sumber: Tech in Asia

About Author