November 21, 2024

Mark Zuckerberg (CEO, Facebook) memamerkan Jarvis, sistem kecerdasan buatan yang ia kembangkan sendiri berdasarkan aneka platform dan tool yang pernah dibuat oleh tim engineering Facebook. Nama Jarvis tentu saja diambil dari karakter asisten pribadi digital Tony Stark di film “Iron Man”. Zuckerberg terinspirasi dari film itu dan berambisi untuk membuat Jarvis versi custom untuk dirinya sendiri. Ambisi itulah yang lantas ia jadikan resolusi pribadi pada tahun 2016 ini.

“Resolusi pribadi saya untuk tahun 2016 adalah membangun sistem kecerdasan buatan sederhana untuk mengelola rumah saya, seperti Jarvis di Iron Man,” kata Zuckerberg dalam sebuah post di Facebook.

“Tujuan saya yaitu mempelajari kondisi kecerdasan buatan saat ini. Tantangan ini membuat saya belajar lebih banyak dan membantu saya memahami lebih lanjut tentang semua teknologi internal yang dipakai oleh engineer Facebook, termasuk di bidang home automation,” lanjut Zuck.

Tugas utama Jarvis versi Zuckerberg adalah untuk mengendalikan hal-hal yang berada di dalam rumah pribadinya di Palo Alto, AS. Beberapa hal yang sudah dapat Jarvis lakukan antara lain menyalakan dan memadamkan lampu, mengatur tingkat keterangan cahaya lampu, menyalakan perangkat elektronik (TV, AC, dan sebagainya), memilih dan memutar musik, hingga mengenali tamu dan membukakan pintu.

Mengintip Kesibukan Mark Zuckerberg Membuat Jarvis

Zuckerberg bahkan merancang Jarvis agar terhubung dengan toaster untuk memanggang roti dan lemari kamarnya untuk “menembakkan” baju yang ia minta.

Semua hal tersebut bisa dikendalikan oleh Mark Zuckerberg dan istrinya, Priscilla Chan, melalui perintah suara ataupun pesan singkat lewat chatbot.

Hebatnya, Zuckerberg mampu menyelesaikan Jarvis dalam waktu sekitar 100 jam saja. Ia menggarap proyek pribadinya ini di sela-sela kesibukannya sebagai CEO Facebook.

Mengenai tantangan yang ia hadapi selama mengerjakan proyek Jarvis, Zuckerberg menyatakan betapa sulitnya mengajari Jarvis untuk melakukan kemampuan yang baru.

Mengintip Kesibukan Mark Zuckerberg Membuat Jarvis

“Semua yang saya lakukan tahun ini–natural language, pengenalan wajah, pengenalan suara, dan sebagainya–adalah varian dari teknik pengenalan pola (pattern recognition) yang sama. Tetapi, bahkan jika menghabiskan 1.000 jam lagi, saya tidak akan bisa membangun sistem yang bisa belajar kemampuan baru secara otodidak,” tukasnya.

Ia juga mengeluhkan masih kurangnya perangkat yang bisa terhubung ke internet, minimnya standar yang umum agar perangkat-perangkat bisa saling berkomunikasi, serta sulitnya mengenali perintah suara yang berbeda dan memahami konteks kalimat perintah.

Sebagai informasi, Zuckerberg memang dikenal selalu mencanangkan resolusi atau tantangan pribadi yang harus dia tuntaskan setiap tahun. Misalnya pada tahun 2010, Zuck menantang dirinya untuk belajar Bahasa Mandarin. Pada tahun 2012, ia menargetkan coding setiap hari. Sedangkan pada tahun 2015, ia mewajibkan dirinya membaca buku setiap dua minggu sekali.

Yang menarik, untuk resolusi tahun 2016 ini, Zuckerberg sebenarnya menetapkan dua tantangan, yakni membangun Jarvis dan berlari sejauh 365 mil atau sekitar 587 kilometer. Akan tetapi, dasar jenius, Zuck lebih cepat merampungkan tantangan pertama dibandingkan tantangan larinya.

Sumber: Info Komputer

About Author