Setelah melakukan pembaruan bulan Mei 2018 lalu dengan fokus di lini fesyen dan gaya hidup, MatahariMall kini menjajaki kerja sama strategis dengan Matahari Department Store (MDS) demi menghadirkan model bisnis online-to-offline (O2O) atau layanan omni-channel. Tidak ada tindakan khusus berupa penggabungan bisnis, juga tidak ada perubahan struktur manajerial di kedua perusahaan.
Sumber internal menyampaikan, menurut data yang dimiliki MatahariMall dalam setahun terakhir bidang fesyen makin mendominasi transaksi bisnis. Hal tersebut memutuskan perusahaan untuk memperdalam keterlibatannya — di bidang fesyen pangsa pasar tidak hanya bersaing dengan niche platform, melainkan horzontal platform (hampir semua e-commerce menyediakan produk fesyen).
Dengan sebaran MDS di berbagai kota ditambah basis pengguna online MatahariMall, keduanya mengklaim menjadi layanan omni-channel terbesar di bidang fesyen.
Namun jika melihat statistik kunjungan — misalnya dari SimilarWeb — dibandingkan layanan serupa seperti Zalora Indonesia dan SaleStock, peringkat Mataharimall masih berada di bawahnya. Saat tulisan ini dibuat, Zalora.co.id ada di peringkat 241 di Indonesia, Sale Stock di peringkat 391, sementara Mataharimall.com di peringkat 552.
Sebelumnya di tahun 2016 MatahariMall juga mengelola MatahariStore sebagai usaha online MDS. Pasca kerja sama ini, nantinya semua laman (Mataharimall.com dan Mataharistore.com) akan disatukan dalam Matahari.com.
“Ini merupakan sebuah perkembangan strategis untuk memaksimalkan pengalaman omni-channel konsumen dengan dukungan dari Matahari Department Store dengan satu merek, Matahari.com. Sekarang konsumen Indonesia memiliki lebih banyak pilihan untuk berbelanja barang-barang fesyen tanpa batasan apa pun baik di online maupun offline,” kata CEO MatahariMall Hadi Wenas kepada DailySocial.
Wenas juga menegaskan, kerja sama ini menggabungkan keahlian MatahariMall dengan teknologinya dan pengalaman yang dimiliki MDS dengan keahlian ritel fesyen offline. Dengan brand baru, Matahari.com akan membuka kesempatan bagi merchant untuk mendaftarkan diri bergabung dalam ekosistem omni-channel yang dikembangkan.
Di lain sisi model O2O tampak menjadi babak baru dalam industri ritel di Indonesia. Beberapa waktu lalu peritel Metroxgroup juga memulai strategi yang sama, mereka melahirkan Onmezzo sebagai platform online mereka. Skema O2O akan dilakukan bersama gerai ritel Mezzo yang sudah tersebar di banyak pusat perbelanjaan. Hal serupa juga dilakukan oleh Mitra Adi Perkasa (MAP) dengan lahirnya MAP EMALL.
Online retail yang ada sebelumnya seperti Zalora, Berrybenka, hingga HijUp pun turut memaksimalkan potensi O2O. Setelah sebelumnya hadir di platform online, mereka mulai memperluas jaringan dengan menghadirkan offline store di kota-kota strategis.
Sumber: Daily Social