December 4, 2024

Masalah pembajakan musik karya musisi lokal memang belum menemui solusi yang terbaik. Meski kini aplikasi penyedia streaming musik global sudah masuk ke Indonesia, mayoritas musik yang disediakan merupakan karya musisi luar negeri. Dengan alasan itulah, Tuned Global, perusahaan musik digital asal Australia, melakukan ekspansi ke pasar Indonesia dengan merilis aplikasi Nada Kita di minggu ini. Berbeda dengan aplikasi streaming lainnya, Nada Kita memberikan akses secara gratis tanpa biaya berlangganan untuk mendengarkan musik dari musisi lokal.

Untuk memuluskan langkah Nada Kita beroperasi di tanah air, perusahaan telah menggandeng beberapa label rekaman, seperti Aquarius Musikindo, Musica Studios, MyMusic, Nagaswara, Trinity Optima Production, dan VMC.

Aplikasi Nada Kita | Screenshot

Tampilan aplikasi Nada Kita

Seperti yang telah diungkapkan di atas, Nada Kita coba menarik pengguna baru dengan akses tanpa biaya berlangganan untuk menikmati musik lewat aplikasinya. Lalu, bagaimana Nada Kita melakukan monetisasi untuk operasional?

Ia menambahkan bahwa koleksi musik yang ada di dalam Nada Kita bisa diakses secara gratis dengan banyaknya dukungan vendor di berbagai industri. Salah satunya adalah label musik yang telah bekerja sama dapat menggunakan aplikasi ini. Mereka dapat melakukan monetisasi konten musik yang dimiliki dengan model pembagian pendapatan.

Menurut Managing Director Tuned Global Con Raso, perusahaan terlebih dahulu melakukan riset model bisnis yang cocok sebelum ekspansi ke pasar Indonesia. Berbeda dengan Spotify yang mengenakan biaya berlangganan di awal dan pengguna bisa menikmati musik tanpa iklan, Nada Kita menawarkan berbagai media untuk berpromosi bagi para vendor sebagai sumber monetisasi perusahaan.

“Untuk mitra terbesar adalah produsen smartphone SPC Mobile, sehingga pengguna smartphone SPC Mobile sudah mendapat aplikasi preload,” kata Con Raso.

Ketika disinggung besarnya dana yang digelontorkan untuk operasional, perusahaan enggan untuk membeberkannya. Menurut Con Raso, tujuan utama Nada Kita adalah menawarkan konsep mendengarkan musik yang berbeda dengan aplikasi yang telah ada sebelumnya.

Andalkan stasiun dengan musik terkurasi

Capture

Untuk menggunakan aplikasi Nada Kita, pengguna bisa mengandalkan sistem kurasi dari koleksi musik yang dimiliki. Dengan kurasi tersebut, pengguna tinggal mencari Station yang diinginkan untuk didengar. Dari preferensi yang dipilih, selanjutnya koleksi lagu akan otomatis dapat dinikmati tanpa perlu mengutak-atik lebih lanjut.

“Pengguna kebanyakan bukan dari kalangan pakar musik dan juga memiliki waktu terbatas untuk memilih konten lagu yang disukai, sehingga kurasi lagu dalam Nada Kita menjadi poin lebih dibandingkan aplikasi serupa lainnya,” terang Can Raso.

Selain kurasi, Nada Kita juga akan mereduksi penggunaan data dari setiap lagu yang didengarkan. Con Raso mengklaim bahwa menonton lima video musik di YouTube akan menghabiskan data sebesar 60 MB, yang setara dengan mendengarkan 83 judul lagu di Nada Kita.

Mengenai rencana mendatang, Nada Kita berambisi untuk terus menambah jajaran mitra yang bekerja sama. Ia menambahkan bahwa tujuannya adalah untuk meningkatkan interaksi sekaligus pendapatan bagi industri musik, dan menciptakan relevansi yang lebih besar bagi penggemar musik di Indonesia.

Selain Spotify, Nada Kita berkompetisi dengan nama lainnya untuk layanan streaming musik. Seperti Yonder Music yang bekerja sama dengan XL Axiata, serta Guvera yang juga berasal dari Australia.

Sumber: Tech in Asia

About Author