November 24, 2024

Pasar e-commerce di Indonesia kian bertumbuh setiap tahunnya. Riset dari McKinsey & Company menyebutkan bahwa nilai transaksi belanja online di Indonesia akan meningkat hingga lima kali dalam lima tahun ke depan. Hal ini menyebabkan proses pengiriman barang juga ikut meningkat. Walhasil, merchant e-commerce pun mendapat tantangan baru. Bottleneck yang akan terjadi ketika e-commerce meningkat pesat salah satunya adalah logistik. Ketidakpastian kapan barang sampai ke tangan pelanggan, adanya kemungkinan barang hilang/tertukar ataupun biaya pengiriman yang kian meningkat, serta kemacetan di kota yang juga meningkat akan menjadi hambatan perkembangan e-commerce.

PopBox-1

 

Tantangan juga muncul ketika kurir pengirim barang belanja online tidak menjumpai seorang pun di lokasi alamat penerima. Belum lagi jika si pembeli tinggal di apartemen dan selalu sibuk seharian di luar rumah. Kurir juga menghadapi tantangan ketika melewati pos pemeriksaan dalam tiap tahap pengiriman barang, saat mengantarkan barang ke gedung tinggi, atau ketika barang yang telah diantarkan ditolak oleh penerima dengan bermacam alasan.

Banyaknya tantangan inilah yang lantas menimbulkan ide bagi Greta Bunawan dan Adrian Lim untuk merancang PopBox, loker elektronik untuk mengirim dan menerima barang belanja online. “Kami melihat electronic locker dapat menjadi salah satu solusi untuk masalah ini,” jelas Greta.

“Kami melihat pertumbuhannya akan sangat pesat dalam beberapa tahun ke depan dan pastinya diperlukan solusi baru yang dapat memberikan convenient, security, dan juga effectivity (cost & time saving) bagi customer dan juga supplier,” jelas Greta kepada InfoKomputer. Keduanya meyakini ini akan menjadi peluang yang sangat besar di ranah logistik Indonesia.

Cara kerja loker elektronik PopBox adalah, setelah terjadi transaksi antara konsumen dengan merchant, barang belanja online akan diletakkan oleh merchant ke dalam loker otomatis PopBox yang berfungsi sebagai pick-up point pengambilan barang.

Setelah itu, konsumen akan menerima sebuah kode di smartphone yang dapat digunakan sebagai kode rahasia dalam proses pengambilan barang di loker otomatis PopBox terdekat. Loker otomatis PopBox selalu online dan tersedia 24 jam, sehingga dapat diambil kapan pun dalam jangka waktu maksimal tiga hari.

PopBox-3-e1439267138492

Beragam Fitur

Dalam perancangannya, PopBox disiapkan menjadi loker elektronik untuk mengirimkan barang (first mile), mengambil barang (last mile) maupun mengembalikan barang (return/reverse logistic). Namun Greta menerangkan jika nantinya PopBox bakal menambahkan fitur baru seperti belanja langsung dari loker.

Ukuran laci PopBox pun bermacam-macam, mulai dari small, medium, sampai large. Misalnya untuk ukuran small, dimensi lacinya adalah 10cm x 50cm x 50cm atau 30cm x 50cm x 50cm untuk large. “Besarnya bisa sampai beberapa box pampers/dus mie instan pun masuk,” tutur Greta.

Menaruh barang di loker di tempat umum bagi sebagian orang mungkin dianggap belum aman, namun PopBox menjamin bahwa sistem sekuriti mereka stabil dan aman. “Untuk PIN tersebut menggunakan OTP (one time password) sehingga yang memiliki kode hanya si penerima dan kode tersebut akan ter-generate secara acak dan otomatis oleh sistem kami,” ungkap Greta.

Ia menambahkan bahwa jika misalnya ada orang yang sengaja ingin membuka loker PopBox namun memasukkan PIN yang salah, loker tersebut tidak akan terblokir, hanya saja loker tidak akan terbuka.

Untitledm-640x314

Gandeng e-commerce Besar Sampai UKM

Saat ini PopBox telah bekerjasama dengan beberapa e-commerce dan juga pemain logistik seperti MatahariMall, JNE, Asmaraku, dan Zalora dalam memberikan opsi pengiriman baru self pick up melalui loker elektronik. Namun Greta menegaskan jika pada prinsipnya bukan hanya marketplace, melainkan bisa siapa saja dari pemilik brand e-commerce besar sampai UKM, bisa menikmati layanan loker elektronik PopBox.

Untuk dapat “disinggahi” perangkat PopBox, sebuah lokasi setidaknya memiliki kriteria tertentu, seperti memiliki traffic yang tinggi, strategis, serta mudah ditemukan orang-orang. Beberapa di antaranya tersebar di Jakarta.

Saat ini PopBox sudah menjangkau 50 lokasi yang tersebar di Jadetabek, namun 5 di antaranya tersebar di Bali, Palembang, Medan, Surabaya, dan Jogjakarta. “Lokasinya beragam dari mal-mal besar, stasiun Kereta Api, universitas, apartemen, kantor, mini mart (family mart) dan lainnya,” tukas Greta.

Dari jumlah tersebut, loker elektronik PopBox memiliki jumlah laci yang berbeda-beda. Jumlahnya antara 10 sampai lebih dari 100 laci. Hal tersebut ditentukan dari kepadatan di lokasi tersebut. Dari lima puluh loker PopBox yang ada saat ini Greta mengaku tidak pernah mengalami kasus kerusakan loker.

Hal ini karena tim maintenance PopBox secara reguler melakukan maintenance ke seluruh loker PopBox. Pada loker pun tersedia nomor telepon dan kontak yang bisa dihubungi apabila customer mengalami masalah, sehingga mereka bisa langsung menghubungi customer service untuk meminta bantuan.

Dengan tim yang saat ini berjumlah sekitar dua puluh orang, Greta optimistis PopBox akan berkembang makin pesat di tahun-tahun mendatang. Apalagi sistem PopBox merupakan loker elektronik yang pertama di Indonesia, sehingga masih banyak orang yang asing dengan konsep ini.

PopBox mendapatkan pendanaan awal dari East Ventures sekitar Agustus tahun 2015, dana tersebut diungkapkan Greta, dipakai untuk membangun tim, memperluas jaringan locker Popbox di banyak lokasi, R&D, marketing, dan banyak lagi.

Di masa mendatang, Greta dan Adrian berencana untuk terus menambah titik lokasi loker PopBox sampai ke kota-kota kecil juga dan menambah jumlah partner, baik dari pemain online/offline maupun 3PL (Third-Party Logistics).

“Kami sangat bersyukur selama 8 bulan lebih beroperasi di Indonesia selalu menemukan partner yang memiliki visi sejalan dengan kami sehingga bisa saling terus mendukung satu sama lain dan respon baik dari partner maupun customer juga positif,” pungkas Greta.

Sumber: Info Komputer

About Author