Dibandingkan Mi 6, desain Mi 8 berubah total, dan tanpa harus terkejut, bagian jidatnya telah digantikan oleh segaris poni ala iPhone X. Bingkainya terbuat dari aluminium, sedangkan panel belakangnya dari kaca. Ada sedikit bagian dagu yang tersisa di bawah, tapi setidaknya rasio layar-ke-bodinya mencapai angka 88,5%.
Layar 6,21 incinya juga bukan sembarangan, melainkan menggunakan panel AMOLED buatan Samsung dengan resolusi 2248 x 1080 pixel (rasio 18,7:9). Tingkat kecerahannya dapat mencapai angka 600 nit, dan Xiaomi bilang bahwa layar ini bersifat always-on – mungkin maksudnya seperti yang kita dapati di ponsel-ponsel besutan Samsung.
Kinerja Xiaomi Mi 8 ditunjang oleh chipset Snapdragon 845 layaknya smartphone flagship lain di tahun 2018. RAM 6 GB turut menemani, demikian pula pilihan storage internal sebesar 64, 128 atau 256 GB. Terkait software, Mi 8 ditenagai sistem operasi MIUI 10 yang mengambil Android Oreo sebagai basisnya.
Beralih ke kamera, kita bisa melihat konfigurasi kamera ganda di belakang dalam posisi vertikal ala iPhone X. Keduanya sama-sama merupakan sensor 12 megapixel dengan ukuran pixel individual yang tergolong besar (1,4 mikron) – yang berarti kemampuannya di kondisi minim cahaya cukup menjanjikan – hanya saja lensanya berbeda (wide-angle f/1.8 dan telephoto f/2.4).
Performa kamera belakangnya turut didukung oleh kehadiran OIS (optical image stabilization) 4-axis serta sistem dual pixel autofocus. Oleh DxOMark, kamera Mi 8 diberi skor 105, kalau ini penting buat Anda. Beralih ke depan, ada kamera selfie 20 megapixel dengan lensa f/2.0.
Bicara soal kamera depan, tentu kita tak bisa mengabaikan eksistensi notch yang menjadi rumahnya. Namun ternyata Xiaomi juga telah membenamkan sejumlah komponen yang membentuk sistem face unlock berbasis infra-merah, sehingga wajah pengguna masih dapat terdeteksi di kondisi gelap.
Mengapa tidak sekalian 3D face unlock sehingga benar-benar bisa disetarakan iPhone X? Karena Xiaomi sudah menyiapkan varian lain bernama Mi 8 Explorer Edition, dan di sinilah Anda bisa menemukan sistem 3D face unlock yang lebih presisi ketimbang milik Mi 8 standar. Perbedaan kecil lainnya, Explorer Edition mengemas RAM 8 GB dan satu pilihan storage saja, yakni 128 GB.
Fisik Mi 8 Explorer Edition juga sedikit berbeda, sebab panel belakangnya tembus pandang dan kelihatan luar biasa keren. Namun kalau kita amati, rupanya tidak ada sensor sidik jari di panel belakangnya ini. Ternyata, khusus untuk Mi 8 Explorer Edition, sensor sidik jarinya telah dibenamkan ke bawah layar, dan Vivo pun akhirnya punya pesaing.
Dua varian rupanya belum cukup, sebab Xiaomi juga mengumumkan Mi 8 SE. SE artinya “Small Edition”? Kurang lebih begitu, meski kalau kata Apple, “Special Edition”. Ya, Mi 8 SE memiliki dimensi yang lebih ringkas berkat layar yang lebih kecil: 5,88 inci, meski sama-sama menggunakan panel AMOLED.
Performanya juga tidak bisa disamakan, sebab Mi 8 SE mengusung chipset Snapdragon 710 yang masuk kelas menengah meski masih sangat gres. Kamera belakang gandanya juga di-downgrade menjadi 12 megapixel dan 5 megapixel, tapi di depan masih 20 megapixel demi detail yang memukau pada bibir dalam kondisi monyong.
Lalu, pertanyaan yang terpenting, mengingat ini Xiaomi yang kita bicarakan, adalah berapa harganya? Untuk Mi 8, Xiaomi mematok harga mulai 2.699 yuan (± Rp 5,85 juta), Mi 8 Explorer Edition 3.699 yuan (± Rp 8 juta), dan Mi 8 SE 1.799 yuan (± Rp 3,9 juta). Di Tiongkok, Mi 8 standar akan dipasarkan mulai 5 Juni, Mi 8 SE mulai 8 Juni, sedangkan Explorer Edition belum dipastikan jadwalnya.