Perusahaan operator seluler XL Axiata baru-baru ini telah mengumumkan bahwa mereka akan menginvestasikan modal sebesar US$500 juta (atau sekitar Rp6,75 triliun) untuk pengembangan bisnis mereka di ranah sambungan telepon, internet broadband, serta TV berbayar.
Proses investasinya sendiri akan berlangsung dalam beberapa tahapan dalam kurun waktu hingga lima tahun ke depan. Investasi tahap pertama dari pengembangan bisnis ini akan berlangsung pada kuartal kedua tahun 2018, sebagai bagian dari peluncuran awal dari layanan mereka.
Dikutip dari DealStreetAsia, Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini bahwa pihaknya juga terbuka dengan proses joint venture maupun akuisisi dengan pemain lain yang lebih dulu terjun masuk di ranah sejenis.
Menurut Dian, strategi kemitraan semacam ini jauh lebih efektif, ketimbang mengerjakan proyek sendiri yang mana akan membutuhkan lebih banyak waktu (dan juga biaya). Meski begitu, XL juga akan membangun infrastruktur broadband baru dalam waktu dekat.
Rencananya di kuartal kedua kita akan meluncurkan (produk ini), lalu untuk soal kemitraan, kami belum menyelesaikan merger dan akuisisi karena akan memakan waktu lama
Peluang kolaborasi baru bagi XL Axiata
Sebelumnya, XL Axiata sendiri telah menjalin kemitraan dengan MNC Sky Vision, pemilik layanan TV berlangganan Indovision (kini berganti nama menjadi MNC Vision) yang juga bagian dari anak perusahaan MNC Media.
Sejauh ini, XL Axiata sendiri belum menyinggung siapakah pihak yang akan mereka tuju untuk kebutuhan merger pengembangan bisnis broadband internet, TV berlangganan, dan sambungan telepon mereka.
Rencana terjun ke dalam layanan TV kabel dan akses internet broadband berlangganan merupakan langkah perluasan bisnis yang cukup baru bagi XL Axiata di Indonesia. Sebelumnya di tahun 2017, perusahaan operator seluler tersebut telah mundur dari bisnis e-commerce setelah bersama dengan rekannya dari Korea Selatan, SK Planet Global, mereka menarik diri dari pengelolaan platform e-commerce Elevenia.
Di sisi lain, Industri telekomunikasi Indonesia sendiri di tahun ini juga ramai dengan rumor seputar rencana merger dari sejumlah perusahaan telekomunikasi di Indonesia, di antaranya Indosat, Smartfren Telecom, Hutchison 3 Indonesia (Tri). Wacana konsolidasi tersebut saat ini menjadi bagian dari fokus perhatian Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI).
Sumber: Tech in Asia