May 3, 2024

Pada awal tahun 2015 yang lalu, muncul sebuah startup bernama Wrapify di Amerika Serikat yang mengajak para pengemudi mobil untuk menjadikan bodi kendaraan mereka sebagai media beriklan. Ide bisnis tersebut terbukti cukup sukses, hingga mereka berhasil meraih pendanaan sebesar US$3 juta (sekitar Rp40 miliar) dari Avery Dennison pada tanggal 7 Maret 2017 yang lalu.

Popularitas Wrapify secara tidak langsung memicu kemunculan beberapa startup serupa di tanah air. Konsep yang mereka usung relatif sama, yaitu merekrut para pengemudi mobil dan motor untuk kemudian memasang iklan di kendaraan masing-masing. Para pemilik kendaraan akan mendapat penghasilan sesuai jarak yang mereka tempuh dengan kendaraan masing-masing.

Perbedaan di antara para startup itu hanya terletak pada tarif yang mereka kenakan kepada para pemasang iklan, teknologi pelacakan kendaraan yang mereka gunakan, serta aturan terkait maksimal jarak yang boleh ditempuh para pengemudi dalam satu hari. Berikut ini adalah beberapa startup yang berusaha mengubah kendaraan bermotor menjadi media promosi di tanah air.

1. Ubiklan

Ubiklan | Screenshot

Didirikan oleh Glorio Yulianto dan Kalvin Handoko, Ubiklan resmi meluncurkan layanan mereka pada akhir tahun 2016 yang lalu. Meski baru berdiri, mereka telah mendapatkan pendanaan tahap awal (seed funding) sebesar ratusan ribu dolar (lebih dari Rp1,3 miliar) dari Triandy Gunawan dan Benny Girsang, afiliasi perusahaan periklanan Warna Warni Group.

Ubiklan telah bermitra dengan beberapa startup, seperti Tokopedia, Carmudi, hingga OLX, yang kemudian memasang iklan di bodi mobil milik para mitra pengemudi mereka. Untuk melacak mobil-mobil tersebut, Ubiklan memanfaatkan GPS yang terpasang di smartphone para pengemudi.

Download Ubiklan :

en_badge_web_generic

2. Promogo

Promogo | Screenshot

Promogo merupakan startup yang didirikan oleh Sergio Rusli dan Andrew Tanyono pada awal tahun 2016. Per Maret 2017, mereka telah memiliki ribuan mitra pengemudi dan berhasil mengajak beberapa perusahaan seperti Wings Group, Allianz, Fabelio, hingga GO-JEK, untuk beriklan lewat layanan yang mereka sediakan.

Untuk menghitung jarak yang ditempuh oleh para mitra, Promogo memanfaatkan GPS yang ada di smartphone pengemudi serta GPS yang mereka pasang di mobil.

3. Sticar

Sticar | Screenshot

Sticar adalah startup yang didirikan pada awal tahun 2016 oleh Rio Darmawan, Enzo Hutabarat, dan Eric Rammada. Untuk setiap iklan, mereka menetapkan tarif yang berbeda tergantung di posisi mana iklan tersebut terpasang.

Setiap harinya, mereka membatasi batas maksimal jarak yang ditempuh mitra pengemudi tidak boleh lebih dari lima puluh kilometer.

Download Sticar :

en_badge_web_generic

4. Klana

Klana | Screenshot

Klana adalah startup lain yang juga berusaha mengubah mobil pribadi menjadi media beriklan. Meski sebenarnya mereka juga bisa menyediakan pemasangan iklan di bodi mobil, kini Klana justru fokus pada media beriklan di bagian dalam mobil. Mereka bahkan bisa menjadikan para pengemudi mobil sebagai brand ambassador bagi perusahaan tertentu.

Untuk menghadirkan layanan tersebut, Klana bekerja sama dengan beberapa perusahaan rental mobil dan komunitas layanan transportasi on demand seperti Uber, GrabCar, dan GO-CAR. Mereka telah bekerja sama dengan ShopBack dan The Goods Dept untuk menjalankan promosi dengan sekitar seratus mobil.

5. Karta

Karta | Screenshot

Berbeda dengan startup lain yang menghadirkan iklan di bodi mobil, Karta justru berusaha menghadirkan iklan di kendaraan roda dua alias sepeda motor. Startup ini didirikan oleh Andrew T. Setiawan bersama dua orang rekannya, Tjokro Wimantara dan Jeff Hendrata.

Untuk menghitung jarak yang ditempuh setiap pengendara motor yang menjadi mitra mereka, Karta memanfaatkan GPS yang ada di smartphone para pengendara. Karta telah mendapat investasi tahap awal dengan nominal tidak disebutkan dari VIAEight, perusahaan pembuat neon box dan stiker iklan di berbagai tempat seperti bus TransJakarta, kereta Commuter Line, dan stasiun kereta.

Download Karta :

en_badge_web_generic

6. KarAds

KarAds | Screenshot

KarAds adalah startup yang mulai berdiri sejak bulan Mei 2016. Hingga akhir Februari 2017 yang lalu, mereka telah menggandeng sekitar seribu mitra pengemudi mobil. Sejauh ini mereka masih menjalankan operasional dengan dana mereka sendiri, alias bootstrapping.

Untuk menghitung jarak yang ditempuh mitra pengemudi, KarAds mengandalkan GPS yang mereka pasang di mobil.

Download Karta :

en_badge_web_generic

7. WrapMobil

WrapMobil | Screenshot

WrapMobil adalah startup yang dibangun oleh Manish Nathani sejak akhir tahun 2016 yang lalu. Serupa dengan startup lainnya, mereka juga menawarkan layanan iklan di bodi mobil yang dimiliki oleh para mitra pengemudi mereka.

Untuk menghitung jarak yang ditempuh para pengemudi, mereka hanya mengandalkan GPS yang tertanam di smartphone para pengemudi.

8. DoQar

Doqar | Screenshot

DoQar merupakan startup yang didirikan oleh Eko Mulyanto dan Freddy Gunawinata. Berdiri pada bulan Agustus 2016, startup ini baru meluncurkan layanan secara beta pada tanggal 14 Februari 2017 yang lalu dan masih berjalan secara bootstrapping.

Per Maret 2017, DoQar mengklaim telah menerima lebih dari lima ratus pendaftar. Mereka menggunakan kombinasi GPS di mobil dan di smartphone pengemudi untuk menghitung jarak yang ditempuh mitra pengemudi. DoQar mengaku tidak membatasi jarak minimal dan maksimal yang harus ditempuh para pengemudi setiap harinya.

Download Doqar :

en_badge_web_generic

9. StickEarn

StickEarn | Screenshot

StickEarn adalah startup yang didirikan oleh Garry Limanata, Sugito Alim, Hartanto Alim, serta Archie sejak akhir 2016 silam. Mereka kini telah mempunyai ratusan pengemudi, dan telah mendapat investasi dari investor yang tidak bisa disebutkan.

Hingga awal 2017, StickEarn mengklaim telah ada sepuluh perusahaan yang memanfaatkan layanan mereka untuk beriklan. Untuk menghitung jarak yang ditempuh para mitra pengemudi, mereka memanfaatkan GPS di smartphone milik setiap pengemudi.

Sumber: Tech in Asia

About Author