Selama ini, Samsung merupakan satu-satunya produsen smartphone yang mampu menantang keperkasaan Apple. Untuk melakukannya, Samsung mengandalkan spesifikasi smartphone yang mumpuni, desain produk yang baik, serta kemampuan canggih dari sistem operasi Android yang mereka gunakan.
Sayangnya, Samsung saat ini tengah menghadapi sebuah ancaman. Selain isu meledaknya produk smartphone terbaru mereka, Google yang selama ini mereka anggap sebagai mitra kini justru berubah menjadi calon pesaing. Hal ini ditunjukkan dengan peluncuran smartphone “buatan” Google yang bernama Pixel.
Samsung sebenarnya telah berusaha mengantisipasi hal tersebut. Itulah alasan mereka kini mulai gencar mempopulerkan sistem operasi milik mereka, Tizen. Tampaknya, Samsung menyadari bahwa untuk tetap bertahan di bisnis smartphone, mereka juga harus membuat sendiri software yang berada di balik smartphone tersebut.
Dengan kehadiran Viv, Samsung kini punya “senjata” yang kian lengkap untuk menantang Apple dan Google. Mereka bahkan bisa menambahkan Viv ke dalam platform Internet of Things (IoT) SmartThings yang telah mereka akuisisi pada tahun 2014 dengan nilai US$200 juta (sekitar Rp2,6 triliun).
“Samsung menjual 500 juta perangkat setiap tahun. Jika kamu melihat bagaimana kesiapan kami untuk mengembangkan distribusi, tampaknya wajar apabila visi kami dan Samsung bisa sejalan,” ujar Kittlaus.
Menarik untuk ditunggu bagaimana Samsung akan memanfaatkan Viv dalam produk-produk mereka. Besar kemungkinan kalau kita akan segera melihat sebuah produk Samsung dengan sistem operasi Tizen dan kecerdasan buatan Viv di dalamnya.
Sumber: Tech in Asia