Pada 11 Juli 2017 lalu, Facebook mengumumkan bahwa mereka resmi meluncurkan fitur iklan di dalam aplikasi chat Messenger. Karena itu, dalam waktu beberapa bulan ke depan, 1,2 miliar pengguna Messenger di seluruh dunia pun akan mulai melihat iklan di halaman inbox mereka.
Langkah ini diambil Facebook setelah sukses melakukan uji coba terhadap fitur tersebut di Australia dan Thailand sejak Januari 2017. “Iklan memang bukan segalanya, namun iklan merupakan bagaimana kami bisa menghasilkan uang untuk saat ini. Ke depannya, akan ada beberapa model bisnis yang akan kami coba. Namun semuanya tidak akan jauh dari iklan,” ujar Stan Chudnovsky, Head of Product Messenger kepada VentureBeat.
Iklan dalam aplikasi tersebut akan tampil dalam bentuk persis dengan yang biasa kamu lihat di aplikasi utama Facebook. Iklan itu akan muncul di sela-sela daftar percakapan di inbox kamu.
Fitur tersebut pun akan dijual kepada para perusahaan dengan model lelang (auction). Sama seperti iklan di platform Facebook atau Instagram, iklan di Messenger mempunyai kemampuan penargetan pengguna.
Facebook sempat khawatir kalau iklan tersebut akan mengganggu privasi pengguna. “Kami khawatir, namun kami akan tetap mencoba fitur ini terlepas dari kekhawatiran tersebut,” ujar Chudnovsky kepada Recode ketika ia mulai menguji coba fitur tersebut di awal tahun 2017.
Terkait privasi para pengguna, Facebook juga pernah mendapat kecaman ketika mereka hendak mengambil beberapa data pengguna dari aplikasi chat yang juga mereka miliki, yaitu WhatsApp.
Sebelumnya telah menghadirkan layanan iklan dalam bentuk pesan
Monetisasi dengan cara memasang iklan di sela-sela daftar percakapan seperti yang dilakukan Messenger ini sebenarnya tergolong hal baru. Sejauh ini, kamu belum akan menemukan iklan seperti itu di aplikasi chat yang lain, mulai dari LINE, WhatsApp, hingga Telegram.
Hanya BBM yang telah melakukan pemasangan iklan di antara daftar chat. itu pun dengan ukuran iklan yang jauh lebih kecil dibanding yang ditampilkan Messenger.
Beberapa aplikasi chat justru fokus melakukan monetisasi dengan cara mengirimkan pesan khusus kepada para pengguna mereka. Contohnya LINE, yang melakukannya lewat fitur LINE@. WhatsApp pun telah melakukan uji coba terhadap fitur seperti itu.
Messenger sendiri juga telah menghadirkan fitur pengiriman pesan bersponsor kepada pengguna. Namun sebuah perusahaan hanya bisa mengirimkan pesan tersebut kepada pengguna yang sebelumnya pernah berbincang dengan mereka di Messenger.
Selain berusaha menambah jumlah pengguna dari aplikasi-aplikasi yang mereka miliki, Facebook tampaknya juga tengah berusaha untuk mendapat lebih banyak uang dari para pengguna mereka. Semoga saja hal tersebut bisa mereka lakukan tanpa harus mengorbankan kenyamanan pengguna ketika menggunakan aplikasi yang mereka miliki.
Sumber: Tech in Asia