November 24, 2024

Untuk memberi kemudahan kepada para penggunanya, sejak tahun 2011 perusahaan taksi PT. Blue Bird telah menyediakan aplikasi mobile untuk pemesanan armada mereka. Demi bisa bersaing dengan transportasi lain yang juga bisa dipesan lewat aplikasi mobile, pada tanggal 19 Mei 2016 perusahaan meluncurkan pembaruan terhadap aplikasi yang bernama My Blue Bird tersebut.

Selain tampilan yang jauh lebih baik, aplikasi tersebut juga dilengkapi dengan beberapa fitur tambahan, seperti kemampuan menampilkan taksi yang berada di suatu lokasi, dan sistem penilaian untuk pengemudi. Aplikasi My Blue Bird kini sudah bisa digunakan di kota Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, dan Medan.

Baru bisa menggunakan pembayaran tunai

Tampilan Pendaftaran Aplikasi My Blue Bird | Screenshot

Sebelum menggunakan aplikasi My Blue Bird, kamu harus terlebih dahulu melakukan pendaftaran dengan memasukkan nama, email, dan nomor telepon. Setelah itu masukkan pilihan pembayaran. Sayangnya, saat ini My Blue Bird baru menyediakan pembayaran menggunakan uang tunai dan eVoucher.

“Dalam update berikutnya, kami akan menambahkan pilihan pembayaran non tunai seperti kartu kredit,” ujar Sigit P. Djokosoetono, Direktur PT. Blue Bird, dalam acara peluncuran aplikasi My Blue Bird.

Mengutamakan privasi pengguna

Tampilan Pemesanan Aplikasi My Blue Bird | Screenshot

Setelah melakukan pendaftaran, kamu bisa langsung melakukan pemesanan dengan menentukan titik jemput yang kamu inginkan. Kamu pun bisa memilih salah satu dari empat jenis kendaraan yang disediakan My Blue Bird, yaitu Blue Bird, Blue Bird Van, Silver Bird, atau Silver Bird Van.

Setelah itu, kamu bisa memilih untuk memasukkan lokasi tujuan atau tidak. Apabila kamu memutuskan untuk memberikan lokasi yang kamu tuju, aplikasi My Blue Bird akan langsung menampilkan perkiraan harga yang harus kamu bayar.

Selain dengan aplikasi My Blue Bird, nantinya kamu juga bisa memesan taksi Blue Bird dengan aplikasi GO-JEK. Simak ulasannya di sini

Apabila tidak ingin taksi yang kamu pesan datang saat ini, kamu juga bisa menentukan waktu penjemputan di lain waktu. Sayangnya, My Blue Bird hanya menyediakan pilihan penjemputan untuk hari ini dan esok hari.

Berbeda dengan aplikasi transportasi lain, dengan My Blue Bird kamu bisa melakukan pemesanan kedua, ketiga, dan seterusnya, meski taksi yang pertama kali kamu pesan belum tiba. My Blue Bird juga menyediakan fitur untuk menelepon pengendara taksi yang kamu pesan, namun sang pengendara tidak akan bisa mengetahui nomor telepon kamu.

Dikembangkan oleh tim internal dan eksternal

Kezia Warouw - Sigit P Djokosoetono (Direktur PT Blue Bird) - Triawan Munaf (Kepala BEKRAF) - Dee Lestari - Christian Sugiono | Foto

Kiri ke kanan: Kezia Warouw (Puteri Indonesia 2016), Sigit P. Djokosoetono (Direktur PT Blue Bird), Triawan Munaf (Kepala BEKRAF), Dee Lestari (penulis), Christian Sugiono (selebriti)

Saat ini, aplikasi My Blue Bird sudah bisa digunakan oleh para pengguna smartphone yang menggunakan sistem operasi Android, iOS, dan Windows Phone. Sigit menjelaskan kalau aplikasi tersebut dikembangkan oleh tim internal Blue Bird bersama developer pihak ketiga yang tidak mau disebutkan namanya.

“Kami adalah perusahaan transportasi yang sedang belajar mengembangkan teknologi. Karena itu kami butuh bantuan dari pihak-pihak lain,” tutur Sigit.

Tarif lebih mahal dibanding aplikasi serupa

Perbandingan Harga My Blue Bird GrabTaxi dan Uber | Screenshot

Perbandingan harga saat memesan dengan My Blue Bird (kiri), GrabTaxi (tengah), dan Uber (kanan)

Bila dibandingkan dengan aplikasi pemesanan transportasi lain yang juga menggunakan perhitungan argo, My Blue Bird memberikan tarif yang lebih mahal. Untuk jarak sekitar 24 kilometer, My Blue Bird memberikan perkiraan harga Rp126.000 hingga Rp145.000, sedangkan GrabTaxi menampilkan tarif antara Rp91.000 sampai Rp136.500.

Sebagai perbandingan, dengan jarak yang sama, Uber memberikan perkiraan tarif mulai dari Rp93.500 untuk layanan uberX, dan Rp70.125 untuk layanan uberPOOL.

About Author