Lewat Nexicorn, Kementerian Komunikasi dan Informatika secara rutin akan mempertemukan beragam startup yang telah dikurasi dengan para calon investor dari luar negeri. Inisiatif yang dilakukan bersama perusahaan konsultan Ernst & Young dan Amvesindo ini berencana mengundang sejumlah investor dari Cina untuk berinvestasi di startup dalam negeri pada 2018 mendatang.
Menurut David Rimbo, Managing Partner dari perusahaan konsultan Ernst & Young Indonesia, startup di tanah air bisa dikelompokkan menjadi tiga kelompok:
- Startup besar dengan status Unicorn (mempunyai valuasi di atas Rp13 triliun), seperti Tokopedia dan GO-JEK.
- Startup “menengah” yang telah mendapatkan pendanaan Seri A ke atas.
- Startup tahap awal yang baru mulai membangun bisnis.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Republik Indonesia pun telah memahami hal tersebut. Demi memenuhi target Presiden Jokowi yang ingin menjadikan Indonesia sebagai kekuatan digital di Asia, Kemkominfo pun berusaha untuk mendorong pertumbuhan para startup tersebut sesuai dengan kategori masing-masing.
Pemerintah mungkin hanya perlu memberi bantuan dalam hal regulasi untuk para startup berstatus Unicorn, yang salah satunya ditunjukkan dengan pembuatan Peta Jalan di bidang E-commerce. Sedangkan untuk para startup di tahap awal, Kemkominfo pun telah menghadirkan Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital.
Lalu bagaimana dengan para startup menengah? Itulah mengapa Kemkominfo memutuskan untuk bekerja sama dengan Ernst & Young dan Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) dalam membuat inisiatif yang disebut Next Indonesian Unicorn (Nexicorn).
“Kami biasa menyebut para startup kelas menengah seperti Adskom, Sale Stock, Bridestory, serta Bhinneka, sebagai Missing Middle. Karena sejauh ini kami belum menghadirkan inisiatif untuk membantu mereka. Diharapkan dengan adanya Nexicorn ini, mereka bisa berkembang menjadi startup Unicorn di kemudian hari,” tutur David.
Pertemukan startup dengan para calon investor
Salah satu aktivitas dari inisiatif Nexicorn adalah mempertemukan para startup menengah dengan calon investor. Wujud nyata dari hal tersebut telah berlangsung pada 12 September 2017 lalu, di mana Kemkominfo mempertemukan sekitar 45 startup tanah air yang telah mereka kurasi dengan belasan investor asal Jepang.
Dalam acara tersebut hadir investor-investor seperti Cyber Agent Ventures, SBI Group, Sumitomo, Marubeni, Spiral Ventures (dulu bernama IMJ Invesment Partners), MC Living Essentials Indonesia (Mitsubishi), GnB Accelerator, Itochu, Kanematsu, hingga Incubate Fund. Para investor rata-rata mengincar startup yang bergerak di bidang fintech, dan siap memberikan pendanaan mulai dari US$100.000 hingga US$1 juta (sekitar Rp1,3 miliar hingga Rp13 miliar).
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Nexicorn merupakan langkah awal pemerintah dan para pemain bisnis digital untuk sama-sama membangun ekosistem digital.
“Kita tidak bisa pasif, tapi perlu proaktif untuk ‘menjual’ Indonesia secara positif. Saya menargetkan tiap tahun akan ada Unicorn baru,” tutur Rudiantara dalam siaran pers resmi Kemkominfo.
Ke depannya, David menjelaskan bahwa Nexicorn ini juga akan mempertemukan para startup tanah air dengan investor dari negara-negara lain. Mereka bahkan telah menargetkan untuk mengundang para investor Cina pada awal 2018 mendatang.
Sumber: Tech in Asia