Asisten pribadi virtual YesBoss, yang sebelumnya beroperasi dengan memanfaatkan SMS, kini telah memiliki aplikasi mobile. Menurut data dari App Annie, aplikasi yang baru tersedia untuk platform iOS tersebut rilis di Apple App Store sejak 18 Juli 2016. Melihat dari versi rilisnya, yaitu 1.2, aplikasi ini jelas sudah keluar dari tahap beta. Namun YesBoss tampaknya masih enggan mempromosikan aplikasi ini. Ketika artikel ini ditulis, baik situs resmi maupun akun media sosial YesBoss belum menampilkan informasi aplikasi iOS mereka.
Lalu, seperti apa pengalaman menggunakan aplikasi YesBoss? Apa yang membedakannya dengan jalur SMS? Berikut adalah ulasan singkat dari saya.
Antarmuka dan pengalaman menggunakan yang familier
Lewat aplikasi ini, kamu bisa melakukan registrasi sebagai pengguna baru via Facebook, LinkedIn, atau email. Namun, jika kamu sebelumnya telah menjadi pengguna YesBoss, kamu dapat memilih opsi “I’ve used YesBoss via SMS Already.”
Opsi terakhir itu tersebut sempat luput dari perhatian saya, karena bentuknya yang berupa teks, bukan tombol seperti opsi registrasi. Latar belakang halaman muka yang berupa foto juga membuat teks semakin tersamar.
Setelah masuk ke dalam aplikasi, kita bisa segera mengirim pesan ke asisten pribadi. Tampilannya mirip seperi halaman SMS atau chatting, dengan aksen warna biru mudah khas YesBoss, sehingga pengguna yang telah terbiasa dengan metode komunikasi via SMS akan merasa familier.
Perbedaannya, di sini kita bisa memilih kategori barang atau jasa yang mau kita pesan. Mulai dari makanan dan minuman hingga hotel. Bahkan kita juga bisa minta diberi rekomendasi kampanye atau kegiatan untuk diberikan donasi.
Selain itu, saya bisa mengirimkan file berupa foto (atau memotret dari kamera) serta lokasi. Fitur ini tentu akan memudahkan jika pengguna ingin memesan barang tertentu maupun lokasi pengiriman, tanpa perlu repot menjelaskannya.
Sebaliknya, asisten pribadi kita juga dapat mengirim tautan gambar. Tautan tersebut bisa kita buka langsung dari aplikasi.
Menggeser layar ke kanan, atau tap menu “burger” di pojok kiri atas layar, akan menampilkan halaman profil. Kita bisa memperbarui biodata, memberi rating (yang akan mengarahkan kita ke halaman aplikasi di App Store), serta opsi untuk mengontak YesBoss via email jika ada hal yang ingin kita tanyakan.
Di halaman ini saya belum menemukan opsi pembayaran, entah itu dengan top up saldo seperti yang telah diterapkan oleh layanan transportasi on-demand, maupun kartu kredit. Rupanya, pembayaran pesanan masih dilakukan dengan sistem sebelumnya. Ini akan saya bahas lebih jauh di bawah.
Di sudut kanan atas, terdapat menu dengan ikon keranjang. Fungsinya adalah menampilkan status pesanan yang sudah dilakukan.
Tidak ada perubahan kecepatan waktu respons
Saya mencoba menggunakan YesBoss untuk memesan makanan, sambil meminta beberapa rekomendasi. Dari tujuh kali berbalas pesan, rata-rata asisten pribadi saya yang bernama Tasha membalasnya dalam waktu sekitar 8,5 menit. Durasi membalas pesan paling lama adalah ketika saya meminta rekomendasi pertama, yaitu 20 menit.
Jika membandingkan pemesanan lewat SMS yang pernah saya lakukan beberapa kali, watu responsnya tidak jauh berbeda. Asumsi saya, YesBoss belum menerapkan kecerdasan buatan dalam aplikasi ini. Padahal sebelumnya, CEO YesBoss Irzan Raditya pernah mengungkapkan kalau timnya sedang menyiapkan sistem kecerdasan buatan berbasis natural language processing. Sistem tersebut diklaim dapat mendongkrak waktu proses pesan hanya dalam hitungan detik.
Metode pembayaran, seperti telah disinggung di atas, masih dilakukan secara manual. Saya membayar dengan kartu kredit, lalu Tasha mengirimkan tautan formulir data kartu yang bisa dibuka langsung dari aplikasi. Meski masih termasuk aman, simpel, dan mudah dilakukan, cara tidak bisa dibilang praktis. Alasannya karena data kartu saya tidak tersimpan di dalam aplikasi. Sehingga ketika nanti saya memesan sesuatu, saya harus kembali memasukkan data kartu.
Sumber: Tech in Asia